BM31News
BM31News
BM31News
BM31News BM31News

Seminar on Indonesian Mollusc and The 6th National Seminar On Mollusc di Gelar FPIK Unpatti

Ambon, – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura menyelenggarakan kegiatan The 1st International Seminar on Indonesian Mollusc and The 6th National Seminar On Mollusc, yang berlangsung secara hybrid di Ruang IT Center Lt. 4 Laboratorium Terpadu Pendukung Blok Masela, 17-18 Oktober 2024.

Kegiatan yang digagas oleh Ikatan Malakologi Indonesia (MMI) dan dilaksanakan di Universitas Pattimura mengusung tema “Utilization of Biotechnology and Local Knowledge to Optimize Mollusc Conservation, Cultivation, and Post-Harvesting”.

BM31News

Ketua Panitia, Sara Haumahu dalam laporannya mengatakan, kegiatan ini diselenggarakan secara hybrid di Laboratorium Terpadu Universitas Pattimura, Ambon. Seminar ini menyebarluaskan 61 artikel penelitian dari dalam dan luar negeri dan mempertemukan 70 pemakalah untuk berpartisipasi dalam diskusi guna meningkatkan akses dan keterlibatan. Makalah yang dipresentasikan akan dipublikasikan di jurnal nasional dan internasional, sehingga memperluas dampak dari segi pengetahuan.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber yang luar biasa untuk berkumpul, berbagi wawasan dan memperkuat kolaborasi lintas akademisi, penelitian dan pembuatan kebijakan. Tujuan bersama adalah untuk mengeksplorasi dan memanfaatkan kekayaan keanekaragaman hayati moluska Indonesia. Sebagai negara yang kaya akan sumber daya laut melimpah dan dengan potensi besar maka Indonesia merupakan rumah bagi keanekaragaman spesies moluska yang luar biasa untuk pemanfaatan dan konservasi berkelanjutan.

“Hari ini, kita hadir untuk memperdalam kolaborasi kita, yang bertujuan untuk memberi manfaat tidak hanya bagi pemerintah dan komunitas ilmiah, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan,” terangnya.

BM31News

Ia juga mengatakan, Seminar ini menandai langkah bersejarah, menjadi pertemuan internasional pertama di bawah MMI dan mencerminkan komitmen yang semakin besar untuk memajukan malakologi di wilayah Indonesia. Tema yang dibahas merupakan sebuah tantangan global untuk menggabungkan teknik modern dengan kearifan tradisional serta solusi berkelanjutan.

“Semoga seminar ini menginspirasi kita untuk bertindak bersama demi konservasi moluska yang berkelanjutan. Seperti yang pernah dikatakan Jacques Cousteau dalam bukunya: Orang melindungi apa yang mereka cintai. Diharapkan, buku ini memperdalam apresiasi kita dan menginspirasi kita untuk melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati laut Indonesia untuk generasi mendatang.

“Saya menyampaikan terimakasih kepada semua pihak, atas kehadirannya dalam kegiatan disaat ini. Kegiatan ini sebagai wadah dalam membangun kolaborasi untuk memajukan konservasi dan pemanfaatan moluska secara berkelanjutan di Indonesia dan sekitarnya. Saya sangat senang menyambut pembicara utama yakni Julia Sigwart dari The Senckemberg Research Institute and Natural Hostory Museum-Germany, Heike Wagele dan J. Wolfgang Wagale dari The Museum Koenig Bonn-Germany, Laurent Seuront dari The Centre National University de la Recherche Scientifique (CNRS) dan Neo Mei Lin dari The National University of Singapore. Kami juga mengucapkan terima kasih atas kehadiran Ayu Nurinsiyah dari BRIN, Adelfia Papu dari Sam Ratulangi University dan Fiddy Semba Prasetya juga dari BRIN. Kehadiran anda disini sangat bermanfaat bagi diskusi kita dan kami menantikan wawasan yang anda bagikan,” ujar Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Universitas Pattimura, Pieter Kakisina dalam mengawali sambutannya.

Lebih lanjut dikatakan, tema yang diangkat pada kegiatan ini sangatlah relevan dengan dunia saat ini, karena seringkali diperhadapkan dengan kebutuhan mendesak untuk menyeimbangkan pembangunan ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan. Perairan di sekitar Ambon, yang dikenal dengan sebutan Ambon Manise, telah menjadi sumber kehidupan dan mata pencarian, menyediakan sumber daya laut melimpah untuk menopang masyarakat setempat. Namun seiring dengan meningkatnya tekanan pada ekosistem laut, sangat penting bagi masyarakat untuk memanfaatkan kemajuan ilmiah dan pengetahuan tradisional dalam melindungi sumber daya laut dan memastikan pemanfaatannya yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.

“Tujuan seminar ini bukan hanya untuk berbagi hasil penelitian, tetapi juga untuk mendorong pertukaran ide yang dapat menghasilkan tindakan konkret. Kita semua berkumpul disini bukan hanya sebagai ilmuwan dan akademisi, tetapi juga sebagai penjaga lingkungan laut. Kolaborasi antara Bioteknologi Moderen dan kearifan lokal menawarkan pendekatan unik untuk mengoptimalkan konservasi dan budidaya moluska, yang sangat penting tidak hanya bagi keanekaragaman hayati, tetapi juga bagi ekonomi dan budaya masyarakat pesisir,” tambahnya.

Ikuti BM31News untuk mendapatkan artikel-artikel terkini,
Klik DISINI
Penulis: Humas UnpattiEditor: Jems Beniko