London, – Karena kenaikan suku bunga pinjaman, warga Inggris menghadapi krisis hipotek. Para ahli menggambarkan fenomena ini sebagai gap yang dapat membahayakan ekonomi negara.
Menurut data terbaru yang dirilis oleh perusahaan informasi keuangan Moneyfacts, rata-rata suku bunga tetap dua tahun untuk hipotek properti residensial di Inggris naik dari 5,98% menjadi 6,01% pada hari Jumat, mencapai titik tertinggi sejak 1 Desember.
Anggaran mini pemerintah yang menggetarkan pasar menyebabkan lonjak pada akhir 2022. Menurut Moneyfacts sebelumnya, suku bunga tetap di atas 6% selama dua tahun terakhir.
Jumlah produk KPR yang tersedia juga turun, menjadi 4.683 dari 5.264 pada 1 Mei.
Martin Stewart, Direktur Penasihat hipotek London Money, mengatakan sembilan bulan terakhir telah terjadi ‘gempa’ untuk hipotek dan sektor perumahan. Ia menyebut ini setara dengan krisis keuangan, meskipun dengan penyebab yang berbeda.
“Pasar tidak berfungsi dan bisa dibilang rusak. Kami telah melihat bukti di mana penasihat berada dalam antrean bersama 2.000 orang lainnya, semuanya berusaha mengamankan sesuatu yang mungkin sebenarnya tidak ada pada saat mereka sampai di depan antrean,” kata Stewart, mengutip CNBC International, Senin (19/5/23).
“Hampir semuanya dimulai dengan 5 sekarang … untuk konteksnya, dua tahun lalu semuanya dimulai dengan 1 atau lebih rendah.”
Moneyfacts sebelumnya meyebut tingkat rata-rata untuk hipotek lima tahun di Inggris saat ini adalah 5,67%.
Bank termasuk HSBC dan Santander untuk sementara menarik produk hipotek dalam beberapa pekan terakhir di tengah ketidakpastian pasar. Itu terjadi karena imbal hasil obligasi pemerintah Inggris jangka pendek naik, dengan imbal hasil 2 tahun mencapai tertinggi baru 15 tahun pada Senin.
Pasar menetapkan suku bunga puncak hampir 6%, naik dari 4,5% saat ini. Laporan pasar tenaga kerja yang kuat pada 13 Juni mengirim ekspektasi suku bunga lebih tinggi, di mana Bank of England akan mengumumkan keputusan suku bunga terbaru pada Kamis setelah memberlakukan kenaikan 12 kali berturut-turut pada Mei.
Ditanya tentang dukungan untuk rumah tangga yang kesulitan, Perdana Menteri Rishi Sunak pada Senin sempat mengatakan bahwa prioritas pemerintah adalah mengurangi separuh inflasi dan perlu berpegang pada rencana.
Sementara Inflasi Inggris tetap di antara yang tertinggi dari semua ekonomi maju sebesar 8,7%. Pejabat bank sentral memperingatkan bahwa efek putaran kedua, termasuk penetapan harga dan upah yang lebih tinggi, dapat membuatnya lebih tinggi lebih lama. (BM31)