Ambon, 
– Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon memperingati hari raya Idul Adha 1446 Hijriah dengan penyelenggaraan penyembelihan hewan qurban di pelataran Masjid Gimelaha Majira, Jumat (6/6/2025). Perayaan ini mengusung tema “Refleksi Qurban, Harmoni di Kampus Orang Basudara” sebagai bentuk implementasi nilai keimanan, kebersamaan, dan solidaritas sosial di lingkungan akademik.
Acara ini dihadiri langsung oleh Rektor Unpatti, Fredy Leiwakabessy, bersama jajaran wakil rektor, dekan, dosen, tenaga kependidikan, serta mahasiswa. Kegiatan diawali dengan refleksi makna qurban yang disampaikan langsung oleh Rektor.
“Qurban itu adalah simbol dari ketaatan dan keimanan, sebagaimana diteladankan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Namun bagi kita di dunia akademik, qurban juga berarti berbuat baik bagi sesama, mengorbankan ego, dan memberi manfaat dalam tataran institusi,” kata Rektor, Fredy Leiwakabessy.
Dalam sambutannya, Rektor menekankan bahwa akademisi dan mahasiswa perlu memaknai qurban bukan sekadar ritual, tetapi sebagai aksi nyata dalam kehidupan sosial.
“Kita bertanya, apa yang sudah kita korbankan sebagai akademisi atau mahasiswa? Inilah saatnya menumbuhkan kesadaran bahwa amal baik dan pengorbanan harus menjadi bagian dari tanggung jawab sosial kampus,” tegasnya.
Momentum Idul Adha kali ini juga menjadi ajang Unpatti untuk mempererat ikatan antarwarga kampus. Selain penyembelihan hewan qurban, kegiatan juga mencakup pendistribusian daging kepada kelompok-kelompok yang membutuhkan.
“Alhamdulillah, daging qurban telah kami salurkan kepada mahasiswa kos, cleaning service, satpam, hingga mahasiswa rantau yang berjihad menuntut ilmu,” ujar Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Nur Aida Kubangun.
Menurut Nur Aida, keterlibatan seluruh fakultas ke depan akan menjadi kunci peningkatan partisipasi dalam qurban dan pemerataan distribusi manfaat di seluruh lingkungan kampus.
Ketua Panitia Qurban Masjid Gimelaha Majira, Iwan Rumalean menjelaskan bahwa tahun ini panitia menerima delapan ekor sapi dan dua ekor kambing sebagai hewan qurban.
“Lima sapi dari FISIP, satu dari Pak Rektor, satu dari Rektorat, satu dari BRI Unit Unpatti, dan dua kambing dari FKIP serta Fakultas Sains dan Teknologi,” terang Iwan.
