Maluku Tenggara, – Harubiru rasa syukur dan kebahagiaan menyelimuti rombongan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kolaborasi Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon dan Universitas Gadjah Mada (UGM) saat mereka mendarat di Bandara Karel Sadsuitubun Langgur, Kabupaten Maluku Tenggara, Senin (23/6/2025) petang.
Setelah sempat tertahan akibat cuaca buruk, kedatangan para mahasiswa yang tergabung dalam program KKN Kolaborasi itu disambut hangat di dua lokasi utama pengabdian mereka: Ohoi Debut dan Ohoi Rumadian, Kecamatan Manyeuw. Sambutan disertai prosesi adat yang penuh makna memperlihatkan kekuatan budaya lokal yang masih dipegang teguh masyarakat Kei (Nuhu Evav).
Pj Ohoi Debut, Walter Letsoin, bersama para tetua adat dan tokoh masyarakat membuka gerbang desa bagi para mahasiswa dengan tarian adat dan ritual penerimaan tamu yang sakral.
“Penerimaan ini bukan sekadar formalitas, tetapi bentuk penghormatan kepada tamu yang akan hidup dan bekerja bersama kami. Mereka kini adalah bagian dari keluarga besar masyarakat adat Ohoi,” kata Pj Ohoi Debut, Walter Letsoin.

Hal serupa juga berlangsung di Ohoi Rumadian. Pj Ohoi, Rodolf Watratan, bahkan menghadirkan Raja Rumadian untuk secara langsung memberikan restu adat berupa pengalungan kain dan pemasangan gelang adat kepada para dosen pendamping.
“Kami menyambut dengan doa dan restu adat agar kegiatan pengabdian ini membawa kebaikan, bukan hanya bagi masyarakat, tapi juga untuk mahasiswa dalam perjalanan belajar hidup,” ujar Pj Ohoi Rumadian, Rodolf Watratan.

Dosen pendamping KKN Unpatti, Arman Anwar dalam keterangannya yang diterima media BM31 News mengatakan lima mahasiswa Unpatti dan dua puluh delapan mahasiswa UGM akan mengabdi selama lima puluh hari di dua ohoi tersebut.
“Penyambutan yang penuh hikmat dalam makna kearifan lokal bukan hanya menunjukkan keramahan dan kebesaran budaya Ohoi, tapi juga menjadi pelajaran hidup yang berharga bagi mahasiswa kami,” kata Arman Anwar.
Kegiatan KKN ini mengusung tema “Penguatan SDM dan Ketahanan Pangan Lokal Guna Mendukung Konservasi Kawasan Ekowisata Mangrove Terbesar Maluku.” Program ini menyasar penguatan kapasitas masyarakat melalui pendidikan, pelatihan, dan pengelolaan sumber daya alam berbasis ekowisata mangrove.
Kawasan pesisir di Maluku Tenggara, khususnya di Ohoi Debut dan Rumadian, memiliki potensi besar dalam pengembangan pariwisata berbasis lingkungan. Keterlibatan mahasiswa diharapkan mampu memperkuat kesadaran masyarakat dalam melestarikan kawasan mangrove dan membangun ekonomi lokal secara berkelanjutan.
“Kegiatan ini penting sebagai bagian dari transfer ilmu pengetahuan kepada masyarakat. Kita ingin masyarakat mampu mengelola kekayaan lokal mereka sendiri dengan pendekatan yang terukur dan berkelanjutan,” lanjut Arman Anwar.
Selain program penguatan ketahanan pangan, rombongan KKN juga menjalankan riset kolaboratif tentang perlindungan hukum terhadap merek dagang pelaku usaha kopi rempah halia dan pengembangan produk buah mangrove. Riset ini didanai oleh Universitas Pattimura sebagai bagian dari dukungan terhadap kearifan lokal masyarakat Nuhu Evav.
Kegiatan pengabdian ini akan berlangsung hingga 8 Agustus 2025, dengan pendekatan partisipatif yang menempatkan masyarakat sebagai aktor utama dalam pembangunan lokal. Kerja kolaboratif ini diharapkan menjadi model sinergi antara perguruan tinggi dan komunitas adat dalam membangun desa berbasis kearifan lokal.
“Kami percaya bahwa kolaborasi ini akan melahirkan proses belajar dua arah: mahasiswa belajar dari masyarakat, dan masyarakat mendapat penguatan dari ilmu yang dibawa mahasiswa. Ini bentuk nyata tridarma perguruan tinggi,” tegas Arman Anwar.
Dengan penyambutan yang hangat dan prosesi adat yang sarat makna, KKN kolaborasi Unpatti dan UGM di tanah Kei tak sekadar program tahunan, tetapi jembatan penting dalam membangun Indonesia dari desa, dengan tetap menjunjung tinggi nilai budaya dan kelestarian lingkungan. (BM31-JP)