Amerika Serikat, – Upaya diplomatik antara Amerika Serikat dan Republik Islam Iran kembali mencuat setelah pernyataan tegas dari utusan Gedung Putih, Steve Witkoff. Dalam wawancara yang disiarkan Rabu (25/6/2025) oleh Fox News seperti dikutip dari timesofisrael, Witkoff menyatakan bahwa kedua negara telah memulai diskusi awal untuk melanjutkan negosiasi terkait program nuklir Iran.
“Pembicaraan ini menjanjikan. Kami optimistis,” kata utusan Gedung Putih, Steve Witkoff, kepada Laura Ingraham dari Fox News.
Witkoff mengungkapkan bahwa pembicaraan berlangsung baik secara langsung maupun melalui pihak ketiga, menyusul gencatan senjata yang dicapai setelah serangan militer gabungan AS-Israel terhadap fasilitas nuklir Iran. Gencatan ini, menurutnya, dimediasi langsung oleh Presiden Donald Trump.
“Sekarang saatnya kita duduk bersama pihak Iran dan mencapai kesepakatan damai yang komprehensif, dan saya sangat yakin kita akan mencapainya,” ujarnya.
Serangan militer yang berlangsung sejak 22 Juni itu menargetkan situs utama Iran di Natanz, Fordo, dan Isfahan. Tujuannya, menurut Washington dan Tel Aviv, untuk melumpuhkan kemampuan Iran mengembangkan senjata nuklir.
Witkoff menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan mentoleransi pengayaan uranium oleh Iran. Posisi ini merupakan koreksi tegas atas ketidakkonsistenan kebijakan sebelumnya.
“Kami tidak akan membiarkan Iran kembali memperkaya uranium. Itu adalah prinsip yang tak bisa ditawar,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa serangan terhadap fasilitas nuklir Iran telah membawa dampak besar.
“Fasilitas di Isfahan telah dihancurkan total. Itu satu-satunya fasilitas konversi uranium yang kami ketahui, dan sekarang tidak ada lagi,” kata Witkoff.
Ia menjelaskan bahwa fasilitas tersebut dihantam oleh bom penembus bunker seberat 30.000 pon, yang dipastikan menghancurkan infrastruktur utama yang memungkinkan pengayaan lanjutan.
Namun, laporan intelijen yang bocor mengindikasikan bahwa beberapa situs bawah tanah Iran mungkin tidak sepenuhnya hancur. Menanggapi itu, Witkoff berkata tegas:
“Laporan yang beredar yang menyiratkan bahwa kami tidak mencapai tujuan itu benar-benar menggelikan. Tidak masuk akal jika Iran bisa mengembangkan senjata nuklir hanya dalam hitungan bulan.”
Di Natanz, dua reactor, satu di atas tanah dan satu bawah tanah dilaporkan dihancurkan oleh serangan AS. Sementara itu, Fordo dihujani 12 bom bunker-buster.
“Fordo tak bisa bertahan dari kedalaman penetrasi bom-bom itu. Kami pastikan situs itu dihancurkan,” katanya.