BM31News
BM31News

BM31News BM31News BM31News

Pendaki Firdaus Ahmad Fauzi Ditemukan Meninggal Setelah 21 Hari Hilang di Gunung Binaiya

Setelah 21 Hari Hilang di Gunung Binaya, Jenazah Firdaus Ahmad Fauzi Ditemukan dan Dievakuasi dengan Estafet oleh Tim Relawan dan Warga Adat

Maluku Tengah, – Setelah hilang selama 21 hari di kawasan hutan Gunung Binaiya, pendaki bernama Firdaus Ahmad Fauzi (27) akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Sabtu (17/5/2025) pukul 14.30 WIT oleh Tim SAR Relawan Pecinta Alam Maluku (PAM).

Korban ditemukan di wilayah Sungai Yahe, yang dikenal terjal dan sulit dijangkau, tidak jauh dari titik terakhir yang terdeteksi pada operasi SAR pertama. Lokasi ini sebelumnya tak dapat diakses karena keterbatasan peralatan teknis.

“Medan lokasi sangat ekstrem, sehingga baru pada operasi SAR kedua ini kami bisa menjangkau titik tersebut menggunakan perlengkapan vertical rescue,” kata Nazir Rumra, salah satu anggota tim SAR yang terlibat langsung sejak awal.

Tim SAR yang terbagi dalam tiga satuan regu pencari (SRU) memulai operasi lanjutan pada 12 Mei 2025 bersama masyarakat adat Nusawele Saunulu dan sejumlah relawan. Proses pencarian dilakukan secara sistematis, termasuk dengan prosesi adat yang dilakukan di lokasi-lokasi penting.

“Kami memulai pencarian setelah upacara adat di Piliana. Ini bagian dari kearifan lokal yang sangat kami hormati dalam setiap operasi di wilayah adat,” ujar Koordinator Tim SRU 1, saat ditemui di Posko Induk Desa Piliana.

Evakuasi jenazah dilakukan melalui jalur terjal menggunakan sistem estafet, dimulai dari lokasi penemuan menuju titik-titik pos yang telah dijaga oleh para relawan dan warga lokal. Jenazah tiba di Pos Hicamp pada pukul 17.40 WIT, lalu bergerak ke Pos Teleuna pukul 18.20 WIT dan melanjutkan perjalanan menuju Pos Aimoto pada pukul 20.00 WIT.

BM31News

“Tim beristirahat di Pos Aimoto untuk makan malam, kemudian melanjutkan perjalanan ke Pos Yamitala dan tiba sekitar pukul 22.40 WIT. Proses evakuasi berakhir di Desa Piliana sekitar pukul 00.18 WIT,” jelas Nazir, yang juga bertindak sebagai penghubung komunikasi antarpos.

Tambahan personel dari Desa Hatumette dan Piliana memperkuat tim evakuasi yang berjumlah total 13 orang. Di sisi lain, tujuh anggota keluarga korban dan relawan juga dikerahkan menuju Pos Satu untuk menjemput jenazah Firdaus.

“Metode estafet sangat efektif mempercepat proses evakuasi. Kerja sama antarwarga dan relawan jadi kunci keberhasilan misi kemanusiaan ini,” ungkap Ketua Pemuda Piliana, yang terlibat sejak awal.

Setelah tiba di Desa Piliana, jenazah dijadwalkan dibawa ke Kota Masohi untuk proses pengawetan sebelum dipulangkan ke daerah asalnya melalui Pelabuhan Waipirit, Kabupaten SBB, lalu ke Bandara Pattimura, Ambon, pada Senin, 19 Mei 2025.

“Kami telah berkoordinasi dengan Pemkab Maluku Tengah, termasuk Wakil Bupati, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, dan instansi lainnya untuk proses pemulangan almarhum,” terang Perwakilan Tim PAM dalam keterangan resmi.

Ambulans dari Puskesmas Tehoru telah bersiaga di Pos Induk Piliana, bersama aparat dan perwakilan pemerintah daerah untuk mendampingi proses akhir evakuasi.

Dalam rilisan resmi Tim SAR Relawan PAM, disebutkan bahwa penemuan jenazah ini merupakan hasil kerja kolektif penuh dedikasi dari seluruh tim, relawan, masyarakat adat, dan pemerintah.

“Atas nama seluruh tim relawan, kami menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian Firdaus Ahmad Fauzi. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung proses pencarian ini,” tutup pernyataan resmi Tim SAR Relawan Pecinta Alam Maluku. (BM31)

Loading


Dapatkan berita terbaru dari BM31News.com langsung di ponsel Anda! Klik untuk bergabung di Channel WhatsApp dan Telegram kami sekarang juga.
BM31News BM31News BM31News BM31News BM31News BM31News BM31News BM31News BM31News