Ambon, – Universitas Pattimura dan Yayasan Samudera Indonesia Timur menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang Menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Budidaya Rumput Laut di Kawasan Indonesia Timur sekaligus Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan tentang Peningkatan Kualitas Rumput Laut dan Budidaya Rumput Laut di Indonesia Timur.
Penandatangan MoU dilakukan oleh Rektor Univesitas Pattimura Fredy Leiwakabessy dengan Ketua Yayasan Samudera Indonesia Nelli Marinda Situmorang, Chi Ying Ya dari Asian Asset Development Co. Ltd dan disaksikan oleh Ma Chin Yao dari Forward Electronic Co.Ltd dan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dilakukan oleh Dekan Fakultas Perikanan Yoisye Lopulalan yang di kesempatan ini diwakili oleh Wakil Dekan Bidang Akademik P. A. Uneputty dengan Ketua Yayasan Samudera Indonesia Timur Nelli Marina Situmorang.
Rektor Universitas Pattimura dalam sambutannya mengatakan Universitas Pattimura mendapat kehormatan untuk bisa melakukan Penandatanaganan Nota Kesepahaman sekaligus penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan Yayasan Samudera Indonesia Timur untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia maupun Sumber Daya Alam yang ada. Perlu diketahui bahwa Maluku memiliki 92,6 % luas lautan, dan 7,6 % daratan sehingga potensi SDA yang melimpah di lautan menjadi tanggung jawab kita untuk bisa mengelolanya secara baik untuk kesejahteraan masyarakat.
Menurutnya, pola ilmiah pokok bina mulia kelautan mengarah kepada kawasan kelautan sebagai arah pengembangan Universitas yang berkaitan dengan kondisi geografis daerah Maluku.
Oleh karenanya maka kerja sama yang selama ini dibangun dengan berbagai pihak bertujuan untuk bagaimana meningkatkan kapsitas keilmuan sehingga Universitas Pattimura dapat menjadi center of excellent dan pusat riset untuk berbagai bidang yang menunjang kesejahteraan ekonomi masyarakat pesisir khusus untuk budidaya perikanan yang melimpah, yang memiliki prospek ekonomis yang sangat tinggi.
“Karena itu pihak Unpatti dan FPIK siap untuk membangun kerja sama dan semua implemantasi dalam bidang riset untuk menghasilkan apa yang kita inginkan untuk penegmbanagan ekonomi masyarakat kepulauan dan masyarakat secara umum,” ujar Leiwakabessy.
Sementara itu, Ketua Yayasan Samudera Indonesia Timur Nelli Marinda Situmorang mengatakan Indonesia khususnya di Maluku sejak 2010 telah dipersiapkan untuk menjadi Lumbung Ikan Nasional, walaupun sampai saat ini belum terealisasi.
“Oleh karenanya saya berharap apa yang akan kita lakukan kedepan akan dapat membangun Indonesia khususnya Indonesia Timur. Kahadiran kami dengan membawa investor kali ini untuk membangun ekonomi kerakyatan secara berkelanjutan dan berkesnimbungan dengan target membangun SDM.” katanya.
Dikatakan, pihaknya akan membangun laboratorium di Unpatti yang bertujuan untuk menggerakan anak-anak Maluku dan Indonesia Timur pada umumnya dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat pembudidaya di Indonesia Timur.
Chi Ying Ya, selaku Asian Asset Development Co.Ltd mengatakan senang atas kerja sama yang terbangun dan akan mensupport kerja sama ini dengan baik. Senada dengan itu Ma Chin Yao dari Forward Electronics Co. Ltd mengatakan kerja sama sangat menyentuh dan berharap dapat berlangsung dalam waktu yang lama.
Mewakili FPIK Alex Retraubun menyampaikan FPIK memberikan apresisasi atas kerja sama yang terbangun dan sangat membutuhkan dukungan melalui pembangunan laboratorium yang nantinya akan menunjang pengembangan industri kelautan di Maluku.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan kunjungan ke Labortarium Fakultas Perikanan Universitas Pattimura.
Turut hadir dalam acara ini, Para Wakil Rektor, Para Guru Besar dalam Lingkup FPIK, Wakil Dekan, Wakil Ketua Yayasan Samudra Indonesia, Koordinator Yayasan Samudra Indonesia Timur, Senat FPIK, Bagian Kerja Sama Universitas Pattimura dan tamu undangan lainnya. (BM31)