Ambon, 
– Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pattimura kembali menunjukkan komitmen kuat dalam membangun budaya riset dan inovasi mahasiswa dengan menyelenggarakan Presentasi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang berlangsung di Student Center FKIP UNPATTI, Senin (19/5/2025).
Kegiatan ini melibatkan mahasiswa dari empat jurusan utama serta partisipasi aktif dari kampus PSDKU di Maluku Barat Daya dan Kepulauan Aru, memperlihatkan semangat kolaboratif lintas wilayah.
“Program ini kami kemas dalam kerangka besar yang kami sebut PKNOK yang mencakup Pengembangan Kreativitas, Olahraga, dan Kewirausahaan. Tujuannya jelas: memberikan ruang dan stimulus bagi mahasiswa untuk tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga kreatif, inovatif, dan berdaya saing tinggi,” kata Izaak Hendrik Wenno, Dekan FKIP UNPATTI.
Kegiatan PKM ini merupakan hasil kurasi dari 78 proposal yang diajukan oleh mahasiswa sejak 28 April 2025. Setelah melalui proses seleksi ketat, 76 proposal dinyatakan layak untuk dilombakan, dan 9 di antaranya berhasil lolos seleksi nasional.
“Yang membanggakan, mahasiswa menunjukkan antusiasme luar biasa. Ini bukti bahwa semangat untuk berkarya dan berinovasi hidup subur di kampus ini,” tambah Wenno.
Ia menegaskan pentingnya pelibatan aktif seluruh mahasiswa, baik dari kampus utama maupun PSDKU, untuk menciptakan atmosfer akademik yang merata dan inklusif.
“Target saya bukan hanya mengirim 9, tapi 76 proposal. Kita harus optimis. FKIP harus hadir kuat di kancah nasional, membawa nama Universitas Pattimura lebih dikenal melalui prestasi anak-anak kita,” tegasnya.
Wenno juga memperkenalkan dua inisiatif strategis yang akan diluncurkan tahun ini: Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) dan Olimpiade Penelitian Mahasiswa Indonesia (OPMI), sebagai bagian dari perayaan Dies Natalis FKIP ke-63.
“Kami ingin mengubah paradigma. Olimpiade tidak hanya tentang matematika atau sains, tetapi juga tentang kemampuan meneliti, berpikir kritis, dan menyampaikan ide-ide cemerlang. OPSI dan OPMI menjadi platform untuk itu,” jelasnya.
Menurut Wenno, budaya riset harus ditanamkan sejak dini demi melahirkan generasi muda yang adaptif dan tangguh terhadap tantangan zaman.
