Jakarta, – PT Bank Maluku Maluku Utara resmi menandatangani perjanjian penyertaan modal dan perjanjian pemegang saham dengan PT Bank DKI dalam rangka pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB), Kamis (5/6/2025) di Balai Kota DKI Jakarta. Penandatanganan ini menjadi langkah konkret untuk memperkuat ketahanan perbankan daerah.
Kerja sama ini sekaligus menandai transformasi strategis Bank Maluku Malut sebagai bank pembangunan daerah di kawasan timur Indonesia yang tengah berupaya memenuhi ketentuan modal inti minimum sesuai POJK No. 12/POJK.03/2020.
“Melalui KUB ini, kami menyambut masuknya Bank DKI sebagai pemegang saham pengendali kedua dan berharap dukungan ini mempercepat transformasi layanan dan tata kelola kami,” kata Direktur Utama Bank Maluku Malut, Syahrisal Imbar.
Dalam kerja sama ini, Bank DKI akan menanamkan modal sebesar Rp93,5 miliar, yang akan mendongkrak posisi modal inti BMM yang sebelumnya tercatat sebesar Rp1,45 triliun pada triwulan III 2024.
Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Maluku sebagai pemegang saham pengendali menyambut baik kemitraan ini.
“Kolaborasi ini akan memperkuat posisi Bank Maluku Malut dalam menyediakan layanan keuangan yang andal, efisien, dan inklusif,” kata Gubernur.
Ia juga menegaskan bahwa BMM akan diarahkan untuk fokus pada sektor strategis daerah, seperti UMKM, perikanan, dan pertanian.
“Peningkatan modal harus dibarengi dengan peningkatan kontribusi terhadap sektor riil,” tegasnya.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyatakan bahwa langkah konsolidasi seperti ini adalah bagian dari visi penguatan kelembagaan BPD secara nasional.
“Sinergi ini merupakan implementasi nyata dari kebijakan konsolidasi dan komitmen daerah dalam menciptakan sistem keuangan yang tangguh,” kata Dian.
Kerja sama KUB ini diharapkan memberikan nilai tambah tidak hanya bagi struktur permodalan BMM, tetapi juga pada tata kelola, manajemen risiko, sistem informasi, hingga pengembangan SDM.
Direktur Utama Bank DKI, Agus Haryoto Widodo, menyampaikan bahwa sinergi ini adalah bagian dari strategi pertumbuhan berkelanjutan Bank DKI menuju IPO.
“Ini adalah investasi jangka panjang. Kami akan aktif mendampingi BMM untuk bertumbuh dan berkontribusi lebih besar pada ekonomi lokal,” ujarnya. (BM31)