BM31News
BM31News

Penemuan Langka: Coelacanth Hidup Terdokumentasi di Perairan Maluku Utara oleh Tim Ekspedisi UNSEEN

Ekspedisi UNSEEN Temukan Coelacanth Hidup Pertama oleh Penyelam di Maluku Utara

Maluku Utara, – Tim ekspedisi ilmiah yang tergabung dalam UNSEEN (Underwater Scientific Exploration for Education) berhasil mencatat sejarah baru dengan mendokumentasikan seekor ikan purba coelacanth (Latimeria menadoensis) hidup di kedalaman 145 meter di perairan Maluku Utara.

Ekspedisi ini merupakan kolaborasi antara Universitas Pattimura, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Udayana, dan Universitas Khairun, dengan dukungan internasional dari Blancpain Ocean Commitment.

Penemuan ini dilakukan pada Mei 2025 dalam rangka eksplorasi terumbu karang mesofotik (kedalaman 30-150 meter) dan habitat laut dalam, wilayah yang selama ini dikenal sebagai rumah bagi keanekaragaman hayati laut yang tinggi di Indonesia bagian timur. BM31News

“Penemuan coelacanth di Perairan Maluku Utara ini membuktikan tingginya keanekaragaman hayati laut di kawasan ini dan menggarisbawahi pentingnya eksplorasi dan konservasi laut dalam,” kata Gino Limmon, dosen Universitas Pattimura yang memimpin ekspedisi tersebut.

Dengan menggabungkan data habitat historis, peta batimetri, dan pengalaman eksplorasi laut dalam, dua penyelam trimix berhasil merekam foto dan video langsung dari spesimen coelacanth dewasa di habitat aslinya. Ini menjadi dokumentasi visual pertama yang dilakukan langsung oleh penyelam di Indonesia.

“Menemukan hewan ini di ekosistem terumbu karang mesofotik menekankan bagaimana zona laut dalam ini masih menyimpan misteri dan berfungsi sebagai tempat perlindungan yang penting bagi spesies purba dan potensi spesies baru,” tambah Limmon.

Menurut Professor Kerry Sink dari South African National Biodiversity Institute, temuan ini luar biasa karena tantangan teknis dalam melakukan penyelaman laut dalam dengan gas campuran trimix dan waktu terbatas di dasar laut.

“Penemuan ini memperluas pemahaman kita tentang sebaran coelacanth di Indonesia dan sangat penting untuk upaya memahami evolusi hewan purba ini dan mendukung konservasinya,” ujar Prof. Sink, yang telah meneliti spesies ini di Afrika Selatan selama dua dekade.

BM31News

Sebagai langkah perlindungan, lokasi tepat penemuan dirahasiakan untuk mencegah eksploitasi dan memberikan waktu bagi pemerintah serta peneliti mengembangkan kebijakan konservasi yang tepat.

“Saya senang mengetahui bahwa tim ini berhasil menjawab pertanyaan yang sudah lama ada, apakah coelacanth ada di wilayah Maluku Utara yang telah kami pertanyakan sejak tahun 1999,” kata Mark Erdmann, penasihat proyek ini.

“Mengetahui mereka melakukannya dengan penyelaman trimix di laut dalam bahkan lebih mengesankan, dan membuka pintu bagi peluang penelitian konservasi yang menarik di masa depan,” lanjutnya.

Coelacanth pertama kali ditemukan di Indonesia pada 1997 di Manado, Sulawesi Utara, dan diidentifikasi sebagai spesies baru berbeda dari kerabatnya di Afrika. Spesies ini dikenal sebagai “fosil hidup” yang diyakini telah ada sejak 70 juta tahun lalu.

Saat ini, Latimeria menadoensis berstatus ‘Rentan’ menurut IUCN, menghadapi ancaman dari polusi, praktik penangkapan ikan yang merusak, deforestasi, hingga aktivitas pertambangan.

BM31News

“Coelacanth termasuk spesies yang dilindungi (CITES Appendix II), namun habitatnya yang spesifik dan terbatas membuatnya sangat rentan. Kita perlu memperluas Kawasan Konservasi Perairan (KKP) untuk menjaga keberlanjutan spesies ini dan mendukung penelitian jangka panjang,” ujar Augy Syahailatua, peneliti BRIN.

Ia menegaskan bahwa perlindungan habitat melalui KKP akan memperkuat penegakan hukum, mendorong penelitian spesies laut dalam, dan memastikan bahwa pengetahuan tentang evolusi dan keanekaragaman hayati terus berkembang.

Dengan momentum penemuan ini, para ilmuwan mendorong pemerintah dan pemangku kepentingan untuk memperluas jaringan konservasi laut dalam, terutama di wilayah timur Indonesia yang menjadi rumah bagi spesies laut tertua dan paling unik di dunia. (BM31)

Loading


Dapatkan berita terbaru dari BM31News.com langsung di ponsel Anda! Klik untuk bergabung di Channel WhatsApp dan Telegram kami sekarang juga.
BM31News BM31News BM31News BM31News BM31News BM31News BM31News BM31News BM31News