Ambon, – Staf Ahli Menteri Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN, Viktor H. Siburian, melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, Jumat (13/6/2025), guna memantau pelaksanaan program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB/KR) yang terintegrasi di wilayah khusus.
Kunjungan tersebut didampingi langsung oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku, dr. Mauliwaty Bulo, Ketua TP PKK Provinsi Maluku, Maya Baby Lewerissa, serta Ketua TP PKK Kota Ambon, Felisa Maria Wattimena. Agenda ini menjadi bagian dari upaya memperkuat koordinasi lintas sektor dalam mengakselerasi akses layanan KB yang merata dan berkualitas, terutama di kawasan pesisir dan kepulauan seperti Ambon.
Dalam sambutannya, Viktor Siburian memaparkan bahwa angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) di Kota Ambon telah mencapai 2,11 setara dengan rata-rata nasional. Namun demikian, capaian penggunaan kontrasepsi modern atau modern Contraceptive Prevalence Rate (mCPR) di kota ini masih tergolong rendah, yakni hanya 45,5 persen, jauh di bawah rata-rata nasional yang telah mencapai 61,7 persen.
“Kesertaan KB modern di Ambon masih menjadi tantangan, meski angka kelahiran sudah sejalan dengan target nasional. Fokus kita adalah menurunkan unmet need yang masih tinggi,” kata Staf Ahli Menteri, Viktor Siburian.
Ia juga menekankan bahwa angka unmet need atau kebutuhan ber-KB yang belum terpenuhi di Kota Ambon masih mencapai 25,6 persen. Angka ini menunjukkan masih banyak pasangan usia subur (PUS) yang belum mendapatkan akses layanan KB yang memadai.
“Kemendukbangga mencatat bahwa untuk memperluas akses KB di wilayah tertinggal, perbatasan, kepulauan, dan perkotaan padat, dibutuhkan strategi intensifikasi pelayanan yang terintegrasi, melibatkan berbagai mitra seperti pemerintah daerah, TP PKK, organisasi profesi, serta unsur TNI dan Polri,” tegas Viktor.
Ia menambahkan bahwa pelayanan KB dan kesehatan reproduksi tidak bisa dipisahkan dari agenda nasional penurunan stunting serta pengurangan angka kematian ibu dan bayi. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting di Kota Ambon telah menurun dari 20,7 persen menjadi 15,3 persen.
“Penurunan stunting di Ambon adalah hasil dari intervensi spesifik dan sensitif serta meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan keluarga,” lanjutnya.
Kegiatan ini juga menjadi momentum memperkuat kolaborasi multisektor dari tingkat pusat hingga desa. Dalam kesempatan tersebut, dilakukan pula penyerahan bantuan paket sembako kepada 20 penerima manfaat sebagai bentuk dukungan terhadap keluarga pra sejahtera dan untuk meningkatkan daya jangkau program Banggakencana.
“Kegiatan ini merupakan wujud nyata kolaborasi pusat dan daerah untuk mendekatkan layanan KB kepada masyarakat, terutama mereka yang berada di wilayah pinggiran dan sulit dijangkau,” tambah Viktor.
Kepala BKKBN Maluku, dr. Mauliwaty Bulo, menyampaikan bahwa pihaknya akan terus memperkuat jejaring kemitraan dan distribusi tenaga kesehatan untuk memastikan tidak ada PUS yang terlewat dari layanan KB.
“Kami akan terus mendorong layanan yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat, termasuk dengan penguatan mobil unit pelayanan KB atau muyan yang sudah berjalan,” kata Mauliwaty.
Selain pemantauan di lapangan, rombongan Kemendukbangga juga melihat langsung pelayanan KB yang dilakukan melalui mobil unit pelayanan yang terparkir di lokasi kegiatan. Antusiasme warga yang memanfaatkan layanan tersebut cukup tinggi, menandakan bahwa akses langsung ke masyarakat merupakan pendekatan yang efektif.
“Mari kita perkuat komitmen bersama untuk menjadikan keluarga sebagai tempat yang aman, nyaman, dan penuh kasih sayang. Di sinilah generasi penerus bangsa dibentuk,” tutup Viktor.
Kegiatan ini sekaligus menandai keseriusan pemerintah dalam mendekatkan layanan publik berbasis keluarga sebagai garda terdepan pembangunan manusia di Maluku dan Indonesia Timur secara umum. BM31News akan terus memantau implementasi dan capaian program ini di masa mendatang. (BM31)