Ambon, – Anggota DPR RI Komisi VIII, Alimudin Kolatlena meninjau langsung kesiapan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Yayasan Pelita Prabu Berjaya Indonesia, kawasan Kudamati, Kota Ambon pada Selasa (29/4/2025). Kunjungan ini bertujuan menyerap aspirasi dan menindaklanjuti lambatnya peluncuran program oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
“Program ini sudah sangat ditunggu masyarakat, terutama siswa di Ambon. Kami akan segera koordinasikan hambatan ini ke pusat,” tegas Kolatlena usai melakukan pertemuan dengan pihak yayasan.
Yayasan tersebut ditunjuk sebagai Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) oleh BGN dan telah membangun Dapur Sehat Anak Indonesia (DSAI) dengan standar nasional. Namun, meskipun seluruh fasilitas telah siap, peluncuran resmi oleh BGN terus mengalami penundaan.
“Kami sudah dijanjikan peluncuran pada 28 April, tapi kembali ditunda. Kami mohon perhatian dari BGN agar program ini segera dijalankan,” ujar Joy Hayat, Kepala Unit DSAI.
Menurut Joy, unit pelayanan ini telah disiapkan secara profesional. Setiap hari, dapur DSAI siap memproduksi makanan sehat untuk 3.500 siswa. Proses kerja dimulai sejak dini hari pukul 01.00 WIT, dengan proses masak, pemorsian, hingga pengemasan makanan dalam piring stainless steel. Semua kegiatan dilakukan dengan standar ketat dan diawasi langsung oleh ahli gizi.
“Seluruh staf kami adalah warga lokal. Jadi program ini bukan hanya soal gizi anak, tapi juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar,” tambahnya.
Joy merinci, tenaga kerja DSAI terdiri dari kepala unit, ahli gizi, juru masak, pengemas, pengantar makanan, hingga petugas kebersihan, semuanya bekerja dalam sistem terintegrasi dan higienis.
Fasilitas unit mencakup gudang kering dan basah, ruang cuci dengan air panas, area masak, hingga kendaraan boks tertutup untuk pengiriman. Semua pegawai wajib menggunakan alas kaki khusus, masker, dan penutup kepala saat memasuki area kerja.
“Kualitas makanan kami jaga ketat, sesuai standar BGN. Tapi tanpa peluncuran resmi, operasional kami jadi terhambat, dan biaya terus membengkak,” keluh Joy.
Alimudin Kolatlena menegaskan dirinya akan segera menyampaikan kendala ini ke BGN agar janji peluncuran tak lagi molor.
“Jika semua sudah siap, tidak ada alasan program tertunda. Anak-anak di Ambon punya hak untuk mendapatkan gizi yang layak,” kata Kolatlena menutup kunjungan. (BM31-JP)