BM31News
BM31News

Gubernur Maluku: Jalan Salib Hidup Oikumene Wujud Penyerahan Diri Total kepada Tuhan

Gubernur Hendrik Lewerissa ajak umat Kristiani maknai Jalan Salib sebagai bentuk pengorbanan sejati, serta dorong kerukunan lintas iman di Bumi Raja-Raja.

Ambon, – Prosesi Jalan Salib Hidup Oikumene (JSHO) kembali digelar di Kota Ambon, Sabtu (19/4/2025), setelah terakhir kali dilaksanakan pada tahun 2018. Kegiatan religius yang digagas oleh Paroki Santa Maria Bintang Laut Ambon ini melibatkan lintas gereja, termasuk partisipasi aktif dari kaum muda Gereja Protestan Maluku (GPM).

Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, hadir membuka secara resmi acara yang berlangsung di pelataran Gereja Katedral Santo Fransiskus Xaverius, Batu Meja, Ambon.

“Prosesi Jalan Salib hidup Oikumene merupakan manifestasi iman umat Kristiani dalam memaknai sengsara Yesus Kristus. Ini bukan sekadar ritual, tetapi wujud nyata penyerahan diri total kepada Tuhan,” ujar Lewerissa dalam sambutannya.

Ia menekankan pentingnya penghayatan dalam menjalani prosesi tersebut, sebagai gambaran jalan kesengsaraan menuju kemenangan atas maut dan pembebasan dari dosa.

“Pengorbanan di kayu salib adalah bukti cinta tiada batas. Itu teladan paling agung yang diberikan Yesus Kristus kepada dunia,” lanjutnya.

Prosesi JSHO kali ini juga menjadi momentum penting bagi pemerintahan “Sapta Cita” yang baru dimulai oleh Gubernur Lewerissa dan Wakil Gubernur Abdulah Vanath. Keharmonisan antar umat beragama pun diangkat sebagai nilai utama yang dijaga dalam pelaksanaan kegiatan ini.

“Kehadiran berbagai kalangan agama menunjukkan keharmonisan yang harus kita jaga sebagai modal sosial dalam memupuk kebersamaan orang bersaudara di bumi raja-raja,” katanya.

JSHO 2025 ini menempuh 14 perhentian, dimulai dari pukul 09.00 WIT dan berakhir sekitar pukul 15.00 WIT di Kompleks Katolik Center, Benteng Ambon. Prosesi ini turut disutradarai oleh Markus Ukam Ohoirat dan diperankan oleh Ronald Tharob sebagai Yesus.

Selain spiritualitas, Gubernur juga menekankan nilai-nilai lokal seperti “Potong di Kuku Rasa di Daging”, serta semboyan budaya Maluku: Ain ni Ain, Masohi, Ita Wotu Nusa, sebagai dasar membangun keharmonisan dan menolak konflik.

“Kerukunan dan harmoni bukan sekadar retorika, tapi harus tercermin dalam kehidupan sehari-hari,” tegasnya.

Di akhir sambutannya, Lewerissa menyampaikan selamat Paskah kepada seluruh masyarakat Maluku dan berharap agar Jalan Salib Hidup Oikumene bisa menjadi event wisata rohani tahunan.

“Semoga kegiatan ini terus berkembang sebagai salah satu event wisata rohani yang khas dari Kota Ambon dan Provinsi Maluku.” (BM31-05)

Loading


Dapatkan berita terbaru dari BM31News.com langsung di ponsel Anda! Klik untuk bergabung di Channel WhatsApp dan Telegram kami sekarang juga.
BM31News BM31News BM31News BM31News BM31News BM31News BM31News BM31News BM31News