Debrecen-Hungaria, – Universitas Pattimura (Unpatti) kembali menegaskan komitmennya terhadap internasionalisasi pendidikan dengan menjalin kemitraan strategis bersama University of Debrecen, Hungaria. Kunjungan delegasi resmi Unpatti pada 21-27 April 2025 lalu menjadi momentum penting untuk memperluas jejaring global di bidang pendidikan, penelitian, dan pertukaran akademik.
Delegasi Unpatti terdiri dari Nur Aida Kubangun (Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Humas, dan Alumni), Albertus Fenanlampir (Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Umum FKIP) serta Theophanny P. Th. Rampisela (International Office). Mereka menjalani serangkaian agenda penting selama berada di Hungaria.

Pada 22 April, delegasi menghadiri penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Unpatti dan University of Debrecen. Dokumen ini menjadi landasan kerja sama resmi dalam pendidikan, riset, serta pertukaran mahasiswa dan dosen.
“Kerja sama ini membuka pintu besar bagi Unpatti untuk berkolaborasi dengan institusi ternama di Eropa. Ini bukan hanya tentang MoU di atas kertas, tetapi tentang implementasi nyata yang bisa memperkaya pengalaman akademik kita semua,” ungkap Nur Aida Kubangun.
Keesokan harinya, dalam peringatan Erasmus Day, Nur Aida memberikan kuliah umum di Faculty of Education for Children and Special Educational Needs. Kuliah ini disambut hangat mahasiswa setempat, menandai awal pertukaran gagasan lintas budaya.
“Mahasiswa sangat antusias dengan topik yang kami angkat, terutama terkait pendidikan berbasis kearifan lokal. Ini jadi jembatan budaya yang luar biasa,” ujar Kubangun.
Selain itu, dilakukan penandatanganan MoA antara FKIP Unpatti dan Faculty of Humanities University of Debrecen, serta Implementation Arrangement (IA) untuk program studi Pendidikan Sejarah dan Bimbingan Konseling.
Pada 24 April, kerja sama diperluas ke bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) lewat MoA dan IA antara Faculty of Education for Children and Special Educational Needs dan FKIP Unpatti. Kolaborasi ini menyasar pengembangan kurikulum dan pelatihan tenaga pendidik.
Kegiatan akademik puncak ditandai dengan partisipasi delegasi Unpatti dalam 10th Special Treatment International Interdisciplinary Conference. Ketiga perwakilan menyampaikan hasil riset berbasis konteks lokal Indonesia.
Nur Aida Kubangun mempresentasikan makalah “The Existence of Larvul Ngabal Law in the Life of Kei People”, yang mengangkat nilai hukum adat di Maluku Tenggara.
Albertus Fenanlampir memaparkan “Island-Based Character Model in Early Childhood Education in Maluku”, sementara Theophanny P. Th. Rampisela membawakan topik “Cultivating Confidence in Children with Special Needs”.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia, khususnya Maluku, punya perspektif pendidikan yang kuat dan relevan untuk diskursus internasional,” tutur Fenanlampir.
Dari pertemuan ini, disepakati berbagai tindak lanjut: pertukaran dosen (visiting lectures), kuliah tamu, seminar bersama, kolaborasi riset, hingga kemungkinan penulisan buku lintas disiplin.
“Ke depan, implementasi nyata dari kerja sama ini akan menjadi contoh sinergi akademik lintas benua,” tegas Rampisela.
Langkah ini memperkuat posisi Unpatti sebagai institusi yang berdaya saing global, khususnya dalam pengembangan pendidikan kepulauan, nilai lokal, dan inklusivitas. (BM31)