Ambon, – Perempuan Progresif Indonesia Timur (Preposisi) menggelar talkshow dengan judul: PEREMPUAN MENJAGA KEBHINEKAAN DAN MENEGUHKAN KEBANGSAAN DI ERA DIGITAL yang berlangsung di aula kantor klasis pulau ambon pada Jumat (3/11/23).
Dalam talkshow tersebut, opening speech oleh Pj. Walikota Ambon Bodewin M. Wattimena dan tiga orang narasumber yakni Maemunah Tualeka selaku Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan Dinas PPPA Provinsi Maluku, Revency Rugebregt selaku dosen pada Fakultas Hukum Universitas Pattimura dan Nancy Purmiasa selaku Aktivis dan Politisi Perempuan serta dimoderator oleh saudara Karina Rutumalessy, SH.
Talkshow diiukuti oleh berbagai peserta yang merupakan undangan yang berasal dari OKP yang tergabung dalam Cipayung, NGO, Bawaslu Kota Ambon dan berbagai komunitas yang bergerak dalam mengadvokasi kepentingan perempuan, maupun mahasiswa/mahasiswi.
Dalam pembukaanya Walikota menyampaikan “Perempuan harus dapat melawan isu hoax sara menjelang pemilu 2024, dalam menjaga kebinekaan dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga”.
Menurutnya, zaman digitalisasi hal yang tidak boleh kita tutup mata, jangan dianggap sepele, kita harus sadar dan lakukan tindakan nyata karena berpangaruh terhadap kebhinekaan dan meneguhkan kebangsaan.
Dalam sambutan yang disampaikan oleh Sekretaris Eksekutif Preposisi, Santy Manuhutu mengatakan bahwa melalui forum ini kami ingin membagikan semangat kepada kita semua sebagai perempuan untuk menjadi penggerak, menjadi penjaga nilai nilai kebangsaan, nilai persatuan dalam kehidupan sosial kita.
Kita mempunyai tanggung jawab yang besar untuk kehidupan kita secara pribadi tetapi juga kesadaran kolektif kita sebagai makluk sosial, sebagai bagian pilar peradaban bangsa untuk menjaga NKRI dari Timur Indonesia.
Sementara itu menurut para narasumber, perempuan dan isu kebhinekaan merupakan hal yang sangat urgen untuk digaungkan.
Peran perempuan dalam menjaga kebhinekaan di Indonesia sudah terlihat sejak dulu yang dibuktikan dengan banyak pahlawan perempuan Indonesia yang memperjuangkan keberagaman, baik dari tindakan serta pikiran.
Perempuan secara lahiriah bisa mengakomodir perbedaan, mengutamakan cara-cara damai dan memiliki kemampuan resolusi konflik. Secara alamiah, perempuan memiliki kemampuan untuk melakukan resolusi konflik dalam keluarga.