Surabaya, – Pemerintah Kota Ambon memanfaatkan momentum Musyawarah Nasional (Munas) APEKSI VII untuk memperkuat strategi penanganan sampah dengan melakukan studi langsung ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Benowo di Kota Surabaya, Rabu (7/5/2025).
Kunjungan tersebut dipimpin oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan (DLHP) Kota Ambon, Alfredo Hehamahua, bersama para Kepala Dinas Lingkungan Hidup kota-kota seluruh Indonesia.
“TPA Benowo bukan hanya sekedar tempat pembuangan akhir, tetapi juga sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) pertama dan terbesar di Indonesia,” kata Alfredo Hehamahua di Surabaya.
Menurut Hehamahua, teknologi yang diterapkan di TPA Benowo mampu mengubah 1.000 ton sampah per hari menjadi energi listrik sebesar 9 megawatt, yang kemudian dijual ke PLN oleh operator PLTSa, PT Sumber Organik.
“TPA Benowo menerima 1.600 ton sampah per hari. Dari jumlah itu, 1.000 ton diolah oleh PT Sumber Organik menjadi listrik, sementara sisanya dikelola pihak ketiga dan menghasilkan tambahan listrik sekitar 1 hingga 2 megawatt,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa pengelolaan sampah seperti di Surabaya sangat potensial untuk diterapkan di Ambon, meskipun dibutuhkan perencanaan dan komitmen yang kuat.
“Ini bisa dikembangkan di Kota Ambon, tetapi memang bukan hal yang mudah. Butuh kesiapan infrastruktur, regulasi, dan dukungan dari berbagai pihak,” tegasnya.
Hehamahua juga memuji sistem pendukung TPA Benowo yang terintegrasi dari hulu ke hilir, termasuk 191 Tempat Penampungan Sementara (TPS), 13 unit TPS 3R, serta lebih dari 600 armada pengangkut sampah, yang 300 di antaranya merupakan armada konvektor modern.
“Ini memang jadi contoh bagi kita jika ingin Ambon bebas dari persoalan sampah,” katanya lagi.
Dalam forum bertema “Indonesia Darurat Sampah: Bagaimana Strategi Penanganannya?”, seluruh peserta APEKSI diberikan berbagai masukan dan praktik baik pengelolaan sampah dari berbagai daerah di Indonesia.
“Dari forum inilah kita banyak mendapatkan sebagai masukan dan cara untuk penanganan sampah. Apalagi setelah kita mengunjungi TPA Benowo itu,” tandas Hehamahua.
Di lokasi terpisah, Kota Surabaya juga menjadi tuan rumah kegiatan Forum Kepala Bappeda Seluruh Indonesia (BAKTI) Tahun 2025 yang membahas Optimalisasi Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) sebagai dasar kebijakan pembangunan.
Sekretaris Bappeda-Litbang Kota Ambon, Aan Horhoruw, mengatakan pertemuan tersebut sangat penting dalam membangun sinergi dan menyamakan persepsi antar daerah dalam menyusun kebijakan strategis.
“Pertemuan ini juga sangat penting dan strategis untuk membahas berbagai isu strategis terkait perencanaan pembangunan daerah khususnya,” kata Horhoruw.
Forum ini dibuka oleh Ketua Forum BAKTI, Harey Hadi, dan dihadiri oleh Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya, serta para pemangku kepentingan dari Kementerian PPN/Bappenas, BPS, dan Kementerian Sosial.
“Dengan adanya DTSEN yang ditetapkan melalui Inpres Nomor 4 Tahun 2025, kita berharap penyaluran bantuan sosial menjadi lebih tepat sasaran karena berbasis data yang terintegrasi,” pungkas Horhoruw.
Ia menambahkan, melalui pertemuan ini, Kota Ambon dapat mengadopsi praktik-praktik baik dari daerah lain dan mengadaptasikannya dalam konteks lokal untuk mempercepat pembangunan sosial dan ekonomi. (BM31)