Gunungkidul, – Dampak kekeringan di Gunungkidul tahun ini diperkirakan akan diperkirakan akan lebih luas ketimbang dengan tahun sebelumnya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul memprediksi dampak kekeringan akan dirasakan setidaknya di 11 Kapanewon (kecamatan)
“pada tahun ini akan lebih meningkat dibandingkan tahun lalu. Tahun ini kemungkinan 11 Kapanewon, padahal tahun lalu hanya 7 Kapanewon,”tutur Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono, Minggu (11/6/23).
Purwono mengatakan BPBD telah melakukan kajian potensi dampak kekeringan pada tahun ini di Gunungkidul. Dari hasil kajian yang dilakukan, BPBD Gunungkidul memprediksi pada tahun ini wilayah terdampak kekeringan di Gunungkidul akan lebih luas dibandingkan tahun lalu.
Wilayah selatan memang akam lebih banyak terdampak ketimbang wilayah utara. Adapun sebelas Kapanewon yang rawan kekeringan tahun ini ialah Purwosari, Panggang, Saptosari, Tanjungsari, Tepus, Girisubo, Rongkop, Paliyan, Nglipar, Ponjong, dan sebagian wilayah Gedangsari.
“meluasnya wilayah terdampak kekeringan pada tahun ini karena dipengaruhi oleh dampak global fenomena el nino,” imbuhnya.
Tak hanya wilayah terdampak kekeringan yang semakin meluas, BPBD juga memprediksi meningkatnya jumlah keluarga terdampak kekeringan pada tahun ini. Bahkan jumlahnya mengalami lonjakan dibanding tahun lalu.
Selain jumlah Kapanewon dan Keluarga yang diprediksi meningkat, jumlah Kalurahan terdampak juga diprediksi meningkat. Disebutnya pada tahun 2022 lalu tercatat sebanyak 2.329 keluarga yang terdampak kekeringan, diprediksi mengalami kenaikan pada tahun ini hingga 20.000 keluarga yang terdampak kekeringan.
“Tahun 2022 lalu hanya 9 Kalurahan, tahun ini diprediski hingga 41 Kalurahan yang terdampak,” terangnya.
Dan untuk upaya menanggulangi kekeringan, pihaknya pada tahun ini masih menyiapkan bantuan distribusi air bersih bagi wilayah yang membutuhkan. Pihaknya sudah menyiapkan 1.000 tangki air untuk disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan pada tahun ini.
Dia menambahkan karena musim kemarau tahun ini diprediksi berlangsung lebih lama, ia menghimbau agar masyarakat yang berada di wilayah rawan kekeringan dapat bijak dalam memanfaatkan air bersih dengan mengoptimalkan tandon air yang ada.
“sejauh ini baru ada satu titik yang mengusulkan distribusi air bersih, itu di Padukuhan Sumber, Kalurahan Planjan, Kapanewon Saptosari,” jelas Purwono.(BM31)